Senin, 29 Oktober 2012

DDL (Data Definition Language)


Soal / Permasalahan
DDL (Data Definition Language) : Sebuah perintah SQL yang Berorientasi pada pembentukan atau penghapusan database, table dan index.

      Database:
1.       Membuat database
      Create database nama_database;
2.       Menampilkan Seluruh Database
      Show database;
3.       Mengaktifkan Database
      Use nama_database;
4.       Menghapus Database
      Drop database nama_database;
5.       Membuat table
      Create table nama_table(field1 tipe_data(size),field2 tipe_data(size),…….);
6.       Menghapus Tabel
      Drop table nama_tabel;
7.       Mengganti nama tabel
      Rename table nama_tabel lama to nama_tabel baru;











      Memodifikasi table : Macam Modifikasi table, yaitu menambahkan field, mengganti size record suatu field, menhapus field, dan mengganti nama field
1.       Menambahkan field
       Alter table nama_table add column field tipe_data(size);
      Untuk menyisipkan/menambahkan field pada awal field
      Alter table nama_table add column field tipe_data(size) first;
      Untuk menyisipkan/menambahkan field setelah field tertentu
      Alter table nama_table add column field tipe_data(size) after nama_column;  
      2.       Mengganti nama,tipe data, size Field
      Alter table nama_table change old_field new_field tipe_data(size);
3.       Mengganti Tipe Data field
      Alter table nama_table modify field new_tipe(size);
4.       Menghapus nama Field
      Alter table nama_table drop field;
5.       Menampilkan struktur table
      Desc nama_tabel;
6.       Menghapus table
      Drop table nama_table;
7.       Menampilkan seluruh Tabel
      Show tables;

INDEX: berfungsi mempercepat proses pencarian data dalam suatu table
1.       Membuat Index
      Create index nama_index add index nama_table(field);
2.       Menghapus Index
      Alter table nama_table drop index nama_index;
3.       Membuat Primary Key
      Alter table nama_tabel add primary key(field_name);
4.       Mengahapus Primary Key
       Alter table nama_tabel drop primary key(field_name);
LANDASAN TEORI
1.      Apakah yang dimaksud dengan Data Definition Language (DDL) ?
2.      Bagaimana cara membuat tabel ?
3.      Apa saja perintah SQL ?


























Pembahasan

1. Membuat tabel
CREATE TABLE <namatabel> (
<namafield1> <tipedata> <aturan>,
<namafield2> <tipedata> <aturan>,

<namafieldn> <tipedata> <aturan>,
);
Contoh macam2 aturan :
a) DEFAULT ‘L’
b) CHECK (JenisKel = ‘L’ OR JenisKel = ‘P’)
c) NOT NULL
d) NULL
2. Tambahkan field
ALTER TABLE <namatabel>
ADD <namafield> <tipedata> <aturan>
3. Hapus field
ALTER TABLE <namatabel>
DROP COLUMN <namafield>
4. Ganti nama tabel
RENAME <namatabel_lama> TO <namatabel_baru>

5. Ganti nama field
ALTER TABLE <namatabel>
RENAME COLUMN <namafield_lama> TO <namafield_baru>
6. Hapus tabel
DROP TABLE <namatabel>
7. Ubah properti field
ALTER TABLE <namatabel>
MODIFY <namafield> <tipedata> <aturan>
8. Tambahkan constraint primary key
ALTER TABLE <namatabel>
ADD CONSTRAINT <namaconstraint> PRIMARY KEY (namafield)
9. Tambahkan constraint foreign key
ALTER TABLE <namatabel>
ADD CONSTRAINT <namaconstraint> FOREIGN KEY (namafield) REFERENCES <namatabel_referensi> (namafield_referensi)
10. Hapus constraint (primary key maupun foreign key)
ALTER TABLE <namatabel>
DROP CONSTRAINT <namaconstraint>
11. Disable constraint (primary key maupun foreign key)
ALTER TABLE <namatabel>
DISABLE CONSTRAINT <namaconstraint>
12. Enable constraint (primary key maupun foreign key)
ALTER TABLE <namatabel>
ENABLE CONSTRAINT <namaconstraint>
13. Set record
UPDATE <namatabel>
SET <namafield1> = <value> WHERE <namafield2> = <value>
14. Hapus record
DELETE FROM <namatabel>
WHERE <namafield> = <value>
15. Membuat view
CREATE VIEW <namaview> AS <sintaksSQL>
16. Membuat index
CREATE INDEX <nama index> on <nama tabel> (<nama_field>) ;







Create table GURU (
NIG VARCHAR2(32) not null,
NAMA VARCHAR2(64) not null,
JENIS_KELAMIN CHAR not null,
TGL_MASUK DATE,
STATUS_PEG CHAR not null,
Constraint PK_GURU primary key(NIG));

à        Create digunakan untuk membuat tabel baru.
            Varchar merupakan tipe data yang digunakan untuk kolom yang menyimpan nilai berupa karakter.
            (32), (64) merupakan panjang maksimal karakter dari tipe data tersebut.
            Not null merupakan data yang tidak boleh kosong ? harus diisi.
            Char : kolom yang menyimpan nilai berupa karakter
            _      : tanda baca untuk menggantikan spasi
            Constraint digunakan untuk diterapkan pada suatu kolom di dalam tabel untuk memvalidasi data yang dimasukkan ke dalam tabel.
            Primary key digunakan untuk membedakan suatu baris dengan baris lainnya.





Create table KELAS (
KELAS_ID VARCHAR2(32) not null,
KETERANGAN VARCHAR2(64),
Constraint PK_KELAS primary key(KELAS_ID));
è Create digunakan untuk membuat tabel baru.
è Varchar merupakan tipe data yang digunakan untuk kolom yang menyimpan nilai berupa karakter.
è _ adalah tanda baca untuk menggantikan karakter dari tipe data tersebut.
è Constraint digunakan untuk diterapkan pada suatu kolom di dalam tabel untuk memvalidasi data-data yang masuk.
è Primary key digunakan untuk membedakan suatu baris dengan baris lainnya.


Create table MATA_PELAJARAN (
KODE_MP VARCHAR2(32) not null,
NAMA_MP VARCHAR2(64) not null,
KREDIT NUMBER not null,
Constraint PK_MP primary key(KODE_MP));
è Create digunakan untuk membuat tabel baru
è Not null merupakan data yang tidak boleh kosong/ harus diisi.






Create table MURID (
NIS VARCHAR2(32) not null,
KELAS_ID VARCHAR2(32) not null,
NAMA VARCHAR2(64) not null,
TGL_LAHIR DATE not null,
JENIS_KELAMIN CHAR not null,
ALAMAT VARCHAR2(128) not null,
NAMA_ORTU VARCHAR2(64),
Constraint PK_MURID primary key (NIS),
Constraint AK_MURID unique (KLEAS_ID, NIS),
Constraint MURID#KELAS_FK foreign key(KELAS_ID)references KELAS (KELAS_ID));

è Not null merupakan data yang harus diisi/ tidak boleh kosong
è _ adalah tand baca untuk menggantikan spasi
è Foreign key digunakan untuk menghubungkan antar satu tabel ke tabel yang lain.








Create table ULANGAN (
NIS VARCHAR2(32) not null,
KODE_MP VARCHAR2(32) not null,
UJIAN_KE NUMBER not null,
TGL_UJIAN DATE not null,
NILAI NUMBER,
Constraint PK_ULANGAN primary key (NIS,KODE_MP,UJIAN_KE),
Constraint ULANGAN#MURID_FK foreign key(NIS) references MURID(NIS),
Constraint ULANGAN#MATA_PELAJARAN_FK foreign key(KODE_MP)references MATA_PELAJARAN (KODE_MP));
è Create digunakan untuk membuat tabel baru
è Not null merupakan data yang tidak boleh kosong / harus diisi
è Foreign key digunakan untuk menghubungkan antar satu tabel ke tabel yang lain.











Create table belajar (
NIG Varchar2(32) not null,
Kode_MP Varchar2(32) not null,
Kelas_id Varchar2(32) not null,
Hari Varchar2(32) not null,
Constraint PK_BELAJAR primary key (NIG,KODE_MP,KELAS_ID),
Constraint BELAJAR#GURU_FK foreign key(NIG)references GURU (NIG),
Constraint BELAJAR#Mata_Pelajaran_FK foreign key (KODE_MP)references MATA_PELAJARAN(KODE_MP),
Constraint BELAJAR#KELAS_FK foreign key (KELAS_ID)references KELAS(KELAS_ID),
Constraint BELAJAR#HARI_FK foreign key(HARI) references HARI (HARI));
è Varchar nerupakan tipe data yang digunakan untuk kolom yang menyimpan nilai yang berupa karakter.
è Constraint digunakkan untuk diterapkan pada suatu kolom di dalam tabel untuk memvalidasi data-data yang akan masuk ke dalam tabel tersebut.








Kesimpulan
Data definition language merupakan sebuah perintah SQL yang berorientasi pada pembuatan database.
Perintah – perintah SQL
1.      Membuat database
Create
2.      Menampilkan seluruh database
Show
3.      Mengaktifkan database
Use nama_database
4.      Menghapus database
Drop database nama_database
5.      Membuat table
Create table nama_table
6.      Mengganti nama tabel
Rename table nama_tabel lama to nama_tabel baru;








Daftar Pustaka
aryu.wordpress.com/2007/03/31/ddl/
mysql.phi-integration.com/sql/apa-itu-dml-ddl

Minggu, 21 Oktober 2012

Siklus Hidup Perancangan Basis Data


Siklus Hidup Perancangan Basis Data

Pendahuluan
Berbagai metodologi mungkin dapat digunakan ketika merancang basis data relasional. Metodologi yang digunakan selama perancangan basis data adalah yang dikemudikan sebagian besar dengan pengetahuan dan pengalaman pengembang, seperti halnya produk automated design (AD) yang tersedia.

Pentingnya Perancangan Basis Data
Perancangan basis data mengacu pada aktivitas yang memusatkan pada perancangan dari struktur basis data yang akan digunakan untuk menyimpan dan mengatur pengguna akhir data. Basis data yang baik--yaitu adalah, basis data yang memenuhi semua kebutuhan pengguna; strukturnya harus dirancang secara hati-hati. Sesungguhnya, perancangan basis data adalah aspek yang rumit dari pekerjaan dengan basis data. Perancangan basis data yang sesuai memerlukan perancang basis data untuk
mengidentifikasi dengan tepat penggunaan basis data yang diharapkan. Perancangan basis data transaksi menekankan data konsisten dan keakuratan serta kecepatan operasional. Perancangan basis data data warehouse mengenali penggunaan dari historis dan pengumpul data. Perancangan basis data untuk digunakan pada lingkungan terpusat, pengguna tunggal (single-user) yang memerlukan suatu pendekatan yang berbeda dari yang digunakannya di dalam perancangan terdistribusi, banyak pengguna (multiuser) basis data. Suatu basis data yang dirancang dengan baik akan memudahkan manajemen data dan menghasilkan informasi yang berharga dan akurat.

Proses Pengembangan Sistem
Sekarang Anda telah memahami dengan baik perancangan basis data baik harapan dan tujuan dari usaha perancangan basis data. Ini adalah yang paling penting yaitu waktu banyak dipesan untuk merencanakan keseluruhan proses perancangan. Perancangan yang sebenarnya dari sistem basis data, yang diacu disini sebagai proses pengembangan sistem, melibatkan beberapa langkah-langkah. Langkah-langkah yang dilibatkan akan beragam tergantung pada metodologi yang digunakan.
Ada beberapa metodologi yang digunakan yaitu:
􀂃 Metode perancangan tradisional
􀂃 Metode Barker
􀂃 Metode perancangan adapted (merubah)
Kebanyakan sumber metodologi berasal dari Metode Tradisional. Metode Barker untuk perancangan basis data yang luas pada langkah-langkah yang melibatkan metode
tradisional. Ada dua metodologi dasar yang akan digunakan sebagai dasar untuk proses
perancangan. Tetapi pada kenyataannya, pada beberapa situasi mungkin memerlukan
sebuah metode yang terpilih yang dimodifikasi untuk menemukan kebutuhan bisnis yang tepat.
Kebanyakan metodologi yang digunakan, pada umumnya dalam pengembangan sistem
berisi prinsip-prinsip dasar yang berikut:
􀂃 Menentukan kebutuhan untuk sistem
􀂃 Menjelaskan tujuan untuk sistem
􀂃 Mengumpulkan kebutuhan bisnis.
􀂃 Mengubah kebutuhan bisnis ke kebutuhan sistem
􀂃 Merancang antarmuka aplikasi dan basis data
􀂃 Membangun, menguji, dan menerapkan aplikasi dan basis data
Anda akan menemukan bahwa semua prinsip dasar ini dipertimbangkan dengan
mengabaikan pemilihan metodologi perancangan.

Metode Perancangan Tradisional
Kebanyakan metodologi yang sekarang ini yang digunakan adalah metode tradisional. Ada tiga tahapan utama yang terlibat pada metode tradisional, yaitu:
1. analisa kebutuhan
2. pemodelan data dan
3. normalisasi
Metode perancangan tradisional
Selama tahap analisa kebutuhan, riset dilakukan untuk menangkap semua kebutuhan bisnis ketika dihubungkan dengan sistem basis data yang diusulkan. Wawancara dilakukan oleh tim pengembangan untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk merancang sistem basis data.

Tahapan-Tahapan Wawancara
Tahap pemodelan data melibatkan ciptaan model data logis yang akan digunakan untuk
menggambarkan struktur basis data fisik, atau proses normalisasi yang digunakan untuk
menghapuskan (atau mengurangi sebanyak mungkin) data yang redundan.

Tahap Analisa Kebutuhan
Dengan mengabaikan metodologi perancangan yang digunakan, pengumpulan kebutuhan (requirement-gathering) selalu (dan sungguh-sungguh) yang pertama mengambil ke arah perancangan suatu sistem informasi. Tidak ada cara untuk dengan cerdas memulai suatu usaha perancangan tanpa pengetahuan bisnis yang cukup. Kebutuhan bisnis adalah data, proses, dan aturan yang meliputi suatu bisnis. Jenis pengguna yang berbeda dan peran utama selama tahap kebutuhan dari metoda perancangan tradisional. Ada dua jenis dasar pengguna yaitu pengguna aplikasi dan pengguna sistem.
Pengguna aplikasi terdiri dari pengguna akhir dan pelanggan. Ini adalah pengguna yang menerapkan antarmuka aplikasi ke akses basis data yang dirancang. Pengguna sistem terdiri dari pengembang, administrator basis data, programmer, dan anggota tim perancang sistem atau departemen teknologi informasi lainnya. Masing-masing pengguna tersebut di atas memainkan sebuah peran penting selama tahap kebutuhan. Sebagai contoh, pelanggan
mungkin diwawancarai untuk mengumpulkan kebutuhan yang pelanggan punyai untuk
sistem basis data yang diusulkan.


Pengguna akhir akan diwawancarai untuk mengidentifikasi kebutuhan yang dia punyai
selama mengakses basis data back-end yang akan dikembangkan. Biasanya pelanggan dan pengguna akhir adalah perorangan atau kelompok individu yang sama. Pengguna sistem, yang terdiri atas sebagian besar tim perancang basis data, menggunakan tools perangkat lunak dan basis data untuk merancang dan memelihara sistem informasi. Administrator basis data mungkin diperlukan untuk menetapkan lingkungan pengembangan untuk tim perancangan. Sebagai contoh, lingkungan pengembangan mungkin terdiri dari basis data back-end yang digunakan untuk host tempat penyimpanan (repository) yang menyimpan informasi perancangan yang digunakan dengan suatu automated design tool. Setelah semua sesuai dengan yang diwawancarai, maka tim pengembangan adalah bertanggung jawab untuk mempertimbangkan semua isu dan kebutuhan yang dikemukakan oleh pelanggan, pengguna akhir, dan mungkin manajemen untuk memulai melakukan perumusan model dasar dari proses aktual yang melibatkan operasi sehari-hari bisnis. Wawancara akan membantu tim pengembangan dalam menentukan kategori data, proses bisnis, aturan, dan informasi penting lainnya untuk memulai memodelkan sistem. Agar untuk meyakinkan bahwa tahap requirement berjalan dengan mulus, dan semua kebutuhan bisnis dan komunitas pengguna akhir terkumpul secara lengkap, maka tahap analisa akan ditentukan supaya untuk pedoman tim development. Pengembang adalah pengguna utama dari perencanaan analisa. Perencanaan analisa termasuk kejadian yang penting untuk keseluruhan tim pengembangan, tentu saja pada tahap requirement. Perencanaan analisa pada dasarnya adalah garis besar dari peristiwa yang akan terjadi selama tahap requirement dari proses design. Salah satu dari beberapa produk yang penting dari tahap requirement adalah entity relationship diagram (ERD) yang menggambarkan model bisnis. Diagram ini juga menunjuk sebagai suatu Analysis ERD. Titik inisial ERD ini adalah untuk menyediakan tim pengembang dengan gambar kategori data yang berbeda untuk bisnis, dan juga bagaimana kategori data ini dihubungkan ke yang lainnya. Analysis ERD mungkin juga digunakan selama sesi umpan balik untuk menampilkan pengguna, pelanggan atau kerja manajemen yang telah benar-benar dilakukan sejauh ini. ERD dapat juga digunakan ketika mengumpulkan keterangan dokumentasi dari apa yang terjadi selama tahap requirement. Ingat bahwa ERD ini harus sederhana dan dipusatkan pada bisnis, bukan sistem yang nyata. Kemudian, analysis ERD akan digunakan selama perancangan detail dari sistem basis data. Produk lain dari tahap requirement adalah model proses. Model proses ini digunakan untuk menggambarkan semua proses parent dan child yang dikerjakan untuk individu di dalam perusahaan. Model proses ini memberikan tim development suatu ide bagaimana memindahkan data di dalam perusahaan, model proses dapat digunakan untuk menentukan bagaimana antarmuka aplikasi basis data dirancang. Analysis ERD maupun Model Proses adalah termasuk di dalam dokumen requirement, yang mana garis besar semua kebutuhan untuk sistem dari perspektif bisnis. Isu lain seperti kinerja dari sistem mungkin menjadi pertimbangan untuk tahap requirement.
Tahapan Normalisasi
Setelah model bisnis dikonversi ke dalam model data logik dan perancangan inisial dari
basis data fisik telah terjadi (model data fisik), ini mungkin penting untuk normalisasi isi dari basis data.
Normalisasi sangat penting, untuk mengurangi jumlah data redundan di dalam tabel.
Tergantung pada tingkat normalisasi, data redundan bisa jadi dihapus sepenuhnya. Selama proses normalisasi, tabel-tabel yang besar dengan beberapa kolom dibagi/ atau dipecah ke dalam tabel-tabel yang lebih kecil dengan sejumlah kolom-kolom yang lebih kecil. Manfaat utama dari normalisasi adalah memajukan keseluruhan konsistensi data antar tabel dan akurasi data melalui reduksi informasi redundan yang tersimpan.
Pada dasarnya data hanya perlu untuk dimodifikasi pada satu tempat jika suatu kejadian
data hanya disimpan satu waktu. Perlu untuk diingat bahwa tingkat normalisasi basis data akan berubah-rubah untuk masing-masing perusahaan pada setiap situasi. Tingkat
normalisasi juga tergantung pada kegiatan transaksional tingkat tinggi.
Metode Barker
Metode Barker untuk perancangan basis data relasional menggunakan prinsip-prinsip yang sama seperti metode relasional.


Ada 7 tahapan pada metode Barker yaitu:
1. Strategi
2. Analisa
3. Perancangan
4. Pembangunan/ Pembuatan
5. Dokumentasi
6. Transisi
7. Produksi
Strategi biasanya meliputi usaha perencanaan dalam perancangan. Pada tahap analisa, tim pengembangan mewawancari pegawai untuk mengumpulkan semua kebutuhan bisnis, yang akan digunakan sebagai model untuk sistem. Selama tahapan perancangan, model fisik dirancang berdasarkan pada model logikal yang telah dirancang pada tahapan analisa.
Tahapan Strategi
Selama tahapan strategi kebutuhan sistem tidak mempertimbangkan apapun. Pada tahapan ini, strategi dokumen dapat dikembangkan untuk pedoman bagi tim pengambangan untuk tahapan berikutnya, yaitu tahapan analisa.
Selama tahapan strategi, ada dua jenis diagram yang berbeda yang dapat dihasilkan, yaitu:
strategi ERD dan Diagram aliran proses. Strategi ERD digunakan untuk memperinci
kategori informasi dasar bisnis yang disimpan ke dalam entitas. Strategi ERD hanya
menunjukkan entitas bisnis dan relasi ke yang lainnya. Diagram aliran proses
menunjukkan parent dasar dan proses child yang dilakukan oleh perorangan di dalam
perusahaan.
Yang terakhir adalah selama tahapan analisa, banyak rincian dapat ditambahkan pada
diagram ini. Diagram ini akan menjadi sederhana, selama tahapan strategi, agar
meyakinkan bahwa semua keperluan bisnis adalah sama sekali tertangkap oleh model
bisnis.


Tahapan Analisa
Selama tahapan analisa dari metode Barker, tim pengembangan berusaha untuk
mengumpulkan semua kebutuhan bisnis yang akan digunakan pada perancangan sistem
yang berhubungan dengan ini, maka difokuskan pada keperluan pengguna akhir dan
kebutuhan bisnis, bukan pada sistem itu sendiri. Sekarang, ini adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa semua rincian telah terkumpul. Seperti atribut pada entitas, semua langkah-langkah proses, relasi antar entitas, dan aliran data antar proses dan entitas, suatu entitas dapat diakses oleh proses adalah juga menunjuk untuk sebagai penyimpan data.
􀂃 analisa ERD
􀂃 diagram hirarki fungsi
􀂃 diagram aliran data
􀂃 kebutuhan dokumen
Analisa ERD menjadi garis besar untuk semua rincian entitas. Terutama pada semua atribut dari entitas (yang pada akhirnya menjadi kolom pada tabel) akan ditentukan. Kunci tama (primary key) juga ditentukan untuk entitas. Tipe data dapat diatur serta batasannya. Ingat banyak pekerjaan yang dilakukan selama tahapan analisa, pekerjaan yang kurang (yang belum terselesaikan) akan dikerjakan selama tahapan perancangan (design). Ketika analisa diperkirakan telah lengkap, maka tahapan terakhir evaluasi perlu dilakukan. Selama evaluasi analisa, ini adalah penting untuk memverifikasi bahwa telah sampai pada tahap analisa.
Pertanyaan yang sering muncul selama evaluasi analisa meliputi yang berikut ini:
􀂃 Apakah kebutuhan bisnis telah lengkap?
􀂃 Apakah semua aturan-aturan telah ditentukan?
􀂃 Apakah ERDnya telah lengkap?
􀂃 Apakah semua proses bisnis telah ditentukan?




Tahapan Perancangan
Tujuan dari tahapan perancangan pada metode Barker adalah perancangan skema secara
fisik yang akan dibangun berdasarkan pada model bisnis yang ditetapkan selama tahapan strategi dan analisa. Pekerjaan yang berlangsung selama tahap disain disebut model fisik.


Tahapan Pembuatan
Setelah tahapan perancangan telah komplit, selanjutnya adalah waktu pembuatan basis data. Pembuatan basis data termasuk pembuatan basis data aktual, yang telah dirancang di dalam lingkungan basis data fisik. Selama tahapan pembuatan, aspek implementasi basis data yang berikut akan benar-benar mempertimbangkan:
􀂃 ukuran tabel
􀂃 ukuran indeks
􀂃 keperluan komponen perangkat keras yang tersedia